Suloart.., All About Art

Art Photography, Digital Painterly Art, Photo Editing, Cinemagraph, Entertainment, Pattern for Product

Thankyou for comming

Art Photography

Our world is full of beauty in it, photography and a touch of art will feel even better

Read More

Cinemagraph

make photos come alive

Read More

Entertaintment

Film and Cinemagraph

Read More

Leather Production Art

Besides visual pictures, we also have leather production

Read More

Recent Work

Cinemagraph











 

 

Sales Yang Sombong

 


Cerpen Dedi Yang Malang


Ari adalah pemilik sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang otomotif. Dia adalah seorang yang kaya raya dan sukses. Namun, dia tidak suka menunjukkan kemewahan dan kesombongannya. Dia lebih suka hidup sederhana dan rendah hati.


Suatu hari, dia ingin membeli mobil baru untuk istrinya. Dia memutuskan untuk pergi ke salah satu showroom mobil milik perusahaannya. Namun, dia tidak mengenakan pakaian mewah seperti biasanya. Dia mengenakan pakaian sederhana dan seadanya. Dia juga tidak membawa sopir atau pengawalnya. Dia hanya naik ojek online.


Dia tiba di showroom mobil dengan harapan bisa mendapatkan mobil terbaik untuk istrinya. Namun, begitu dia masuk ke showroom, dia disambut dengan tatapan sinis dari salah satu sales mobil bernama Dedi. Dedi adalah sales yang sombong dan angkuh. Dia merasa dirinya lebih hebat dari sales lainnya karena sering menjual mobil-mobil mahal.


Dedi melihat Ari dengan pakaian sederhananya dan menganggapnya sebagai orang miskin yang tidak mampu membeli mobil. Dia pun menghampiri Ari dan berkata dengan kasar: “Hei, kamu mau apa ke sini? Ini showroom mobil, bukan tempat nongkrong. Kalau kamu tidak punya uang, lebih baik pergi saja dari sini.”


Ari merasa terkejut dan tersinggung dengan ucapan Dedi. Namun, dia tidak mau marah atau membuka identitasnya sebagai pemilik perusahaan. Dia hanya ingin melihat-lihat mobil yang ada di showroom.
Dia pun menjawab dengan sopan: “Maaf Pak, saya hanya ingin melihat-lihat mobil saja. Saya tertarik untuk membeli mobil baru untuk istrinya.”


Dedi tertawa sinis dan berkata: “Memangnya kamu punya uang untuk beli mobil? Lihat pakaianmu, kayak orang gembel aja. Mobil-mobil di sini harganya ratusan juta sampai miliaran rupiah. Kamu nggak akan sanggup beli mobil di sini.”


Ari tetap sabar dan berkata: “Tolong jangan menilai orang dari penampilannya saja, Pak. Saya punya uang untuk beli mobil di sini. Saya hanya ingin melihat-lihat dulu sebelum memutuskan.”
Dedi semakin kesal dan berkata: “Ya sudah kalau begitu, lihat-lihat sendiri saja. Jangan ganggu saya lagi. Saya tidak mau melayani orang seperti kamu. Saya hanya melayani orang-orang kaya dan berkelas.”


Dedi kemudian meninggalkan Ari dan pergi ke arah pelanggan lain yang tampak lebih kaya dan berpakaian rapi.


Ari merasa sedih dan kecewa dengan sikap Dedi. Namun, dia tidak mau menyerah begitu saja. Dia masih ingin melihat-lihat mobil yang ada di showroom.


Dia pun berjalan-jalan di showroom dan melihat berbagai jenis mobil dari berbagai merek dan model. Dia melihat ada beberapa mobil yang cocok untuk istrinya.
Namun, ketika dia ingin menanyakan detail tentang mobil-mobil tersebut, dia tidak mendapat respon dari sales lainnya. Mereka semua mengabaikan Ari karena mengira dia tidak punya uang untuk beli mobil.


Ari merasa kesal dan bingung. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi.
Namun, tiba-tiba ada seorang sales yang mendekatinya dengan ramah dan senyum. Sales itu bernama Eko. Eko adalah sales yang baik hati dan ramah tamah. Dia tidak membeda-bedakan pelanggan berdasarkan penampilan atau kekayaan mereka.


Eko menyapa Ari dengan sopan: “Selamat siang Pak, selamat datang di showroom kami. Apakah Bapak sedang mencari mobil baru?”


Ari merasa senang dan lega ada sales yang mau melayaninya. Dia pun menjawab: “Ya, saya sedang mencari mobil baru untuk istrinya. Saya tertarik dengan beberapa mobil di sini. Bisa tolong jelaskan detailnya?”
Eko pun mengangguk dan berkata: “Tentu saja, Pak. Saya dengan senang hati akan menjelaskan detail tentang mobil-mobil yang Bapak minati. Silakan ikut saya.”


Eko kemudian mengajak Ari untuk melihat-lihat mobil-mobil yang ada di showroom. Dia menjelaskan dengan sabar dan jelas tentang spesifikasi, fitur, harga, dan promo dari setiap mobil.


Ari merasa puas dan terkesan dengan penjelasan Eko. Dia juga merasa nyaman dan dihargai oleh Eko.
Dia pun memutuskan untuk membeli salah satu mobil yang paling disukai istrinya. Mobil itu adalah mobil mewah dan mahal dari merek ternama.


Dia berkata kepada Eko: “Terima kasih Pak, saya sudah memutuskan untuk membeli mobil ini. Saya suka dengan mobil ini dan saya yakin istrinya juga akan suka.”


Eko merasa senang dan berkata: “Sama-sama Pak, saya senang bisa membantu Bapak. Selamat atas pembelian mobil baru Bapak. Saya yakin Bapak dan istrinya akan puas dengan mobil ini.”
Eko kemudian mengajak Ari ke meja kasir untuk menyelesaikan transaksi pembelian. Ari membayar tunai dengan uang yang banyak sekali.


Eko terkejut melihat uang yang dibayar Ari. Dia tidak menyangka bahwa Ari adalah orang kaya yang bisa membeli mobil mewah dengan tunai.


Namun, dia tidak menunjukkan rasa kagetnya. Dia tetap sopan dan profesional. Dia memberikan kuitansi pembayaran dan kunci mobil kepada Ari.


Dia berkata: “Ini Pak, kuitansi pembayaran dan kunci mobil Bapak. Selamat menikmati mobil baru Bapak. Jika ada pertanyaan atau keluhan, silakan hubungi saya kapan saja.”


Ari mengambil kuitansi pembayaran dan kunci mobil dari Eko. Dia berterima kasih kepada Eko atas pelayanannya yang baik.


Dia berkata: “Terima kasih Pak, saya sangat puas dengan pelayanan Anda. Anda adalah sales yang baik dan profesional. Saya akan merekomendasikan Anda kepada teman-teman saya yang ingin membeli mobil.”


Eko merasa senang dan berterima kasih kepada Ari atas pujian dan rekomendasinya.
Dia berkata: “Terima kasih kembali Pak, saya sangat senang bisa melayani Bapak. Saya berharap Bapak dan istrinya bahagia dengan mobil baru Bapak.”


Ari kemudian berpamitan kepada Eko dan pergi ke arah mobil barunya.
Namun, sebelum dia naik ke mobilnya, dia berhenti sejenak dan melihat ke arah Dedi yang masih sibuk melayani pelanggan lain.


Dia pun memutuskan untuk mengakhiri pura-puranya. Dia melepas topinya dan berkata dengan keras: “Saya adalah Ari, pemilik perusahaan ini. Saya sudah berpura-pura membeli mobil di sini untuk mengetahui siapa saja sales yang baik dan sales yang sombong di sini. Dan saya menemukan bahwa Eko adalah sales yang baik dan Dedi adalah sales yang sombong.”


Semua orang di showroom terkejut dan terdiam mendengar pengakuan Ari. Mereka tidak percaya bahwa orang yang berpakaian sederhana itu ternyata adalah bos mereka sendiri.


Eko merasa kaget dan bersyukur bahwa dia telah melayani bosnya dengan baik.


Dedi merasa ketakutan dan menyesal bahwa dia telah mengusir bosnya dengan kasar.


Ari melanjutkan: “Saya sangat puas dengan pelayanan Eko. Dia adalah sales yang ramah, sabar, jelas, sopan, dan profesional. Dia tidak membeda-bedakan pelanggan berdasarkan penampilan atau kekayaan mereka. Dia menghargai setiap pelanggan sebagai raja.”


Ari kemudian memberikan bonus besar kepada Eko atas prestasinya sebagai sales terbaik.
Dia berkata: “Ini Eko, bonus untuk Anda atas pelayanan Anda yang baik. Anda pantas mendapatkan bonus ini. Saya juga akan menaikkan jabatan Anda menjadi manajer senior. Saya yakin Anda akan terus bekerja dengan baik dan meningkatkan penjualan perusahaan.”


Eko merasa senang dan berterima kasih kepada Ari atas bonus dan kenaikan jabatannya.
Dia berkata: “Terima kasih banyak Pak Ari, saya sangat bersyukur dan terharu dengan kebaikan Bapak. Saya tidak menyangka bahwa Bapak adalah pemilik perusahaan ini. Saya akan terus bekerja dengan baik dan memberikan pelayanan terbaik kepada setiap pelanggan.”
Ari kemudian beralih ke Dedi yang masih ketakutan dan menyesal.


Dia berkata: “Sedangkan Anda Dedi, saya sangat kecewa dengan pelayanan Anda. Anda adalah sales yang sombong, kasar, angkuh, dan tidak profesional. Anda membeda-bedakan pelanggan berdasarkan penampilan atau kekayaan mereka. Anda tidak menghargai setiap pelanggan sebagai raja.”
Ari kemudian mencabut bonus dan jabatan Dedi sebagai sales.


Dia berkata: “Ini Dedi, saya mencabut bonus dan jabatan Anda sebagai sales. Anda tidak pantas mendapatkan bonus atau jabatan ini. Saya juga akan menurunkan jabatan Anda menjadi office boy. Saya harap Anda bisa belajar dari kesalahan Anda dan merasakan bagaimana susahnya menjadi office boy.”


Dedi merasa sedih dan marah dengan penurunan jabatan dan bonusnya.


Dia berkata: “Tapi Pak Ari, saya sudah bekerja keras sebagai sales selama ini. Saya juga sering menjual mobil-mobil mahal kepada pelanggan kaya. Saya tidak mau menjadi office boy. Saya merasa malu dan hina.”


Ari tidak mau mendengarkan alasan Dedi.


Dia berkata: “Sudahlah Dedi, jangan banyak alasan. Saya sudah membuat keputusan final. Mulai besok, Anda harus bekerja sebagai office boy di sini. Saya harap Anda bisa belajar untuk lebih rendah hati dan menghormati orang lain.”


Ari kemudian berjalan keluar dari showroom dengan tenang. Dia naik ke mobil barunya dan pergi meninggalkan showroom.


Eko mengikuti Ari ke luar showroom dan membantu Ari menyalakan mobilnya.
Dia berkata: “Selamat jalan Pak Ari, terima kasih sekali lagi atas kepercayaan Bapak kepada saya. Saya akan selalu ingat nasihat Bapak untuk bekerja dengan baik dan memberikan pelayanan terbaik kepada setiap pelanggan.”


Ari tersenyum dan berkata: “Sama-sama Eko, saya bangga memiliki karyawan seperti Anda. Saya yakin Anda akan sukses di perusahaan ini. Jaga terus sikap baik dan profesional Anda.”
Ari kemudian melaju dengan mobil barunya.


Eko melambaikan tangan kepada Ari dan kembali ke dalam showroom.
Dedi menatap Ari dengan iri dan marah.


Dia berkata dalam hati: “Sialan Ari, dia sudah merusak hidupku. Aku benci dia.”


Itulah cerita singkat namun penuh makna, seorang pemilik perusahaan yang berpura pura membeli mobil mereka dengan pakai yang sangat sederhana, sales yang sombong mengusir dan ada sales yang sangat baik hati, dia tetap melayani dan memamerkan mobil mobil yang ada di showroom, cerita diakhiri dengan sales yang sombong di jadikan office boy.


Makna dan hikmah yang bisa diambil dari cerita ini adalah:
Jangan sombong dan meremehkan orang lain, karena kita tidak tahu siapa sebenarnya orang itu. Bisa jadi orang itu adalah orang yang lebih penting dan berkuasa daripada kita.
Berikan pelayanan terbaik kepada setiap pelanggan, apapun penampilan atau kekayaan mereka. Setiap pelanggan adalah raja yang harus dihargai dan dilayani dengan baik.


Kerja keras dan profesional dalam setiap pekerjaan. Jangan mengandalkan bonus atau jabatan saja. Tunjukkan prestasi dan kualitas kerja yang baik.


Semoga Bisa dinikmati ya, makasih


DownDHope

At the break of dawn, an elderly man casts his net in a serene lake, bathed in the gentle, descending rays of light. This image symbolizes the unwavering hope and determination of a father providing for his family.

Get Your Peace Here

Image works that, when viewed in focus, will provide peace and coolness (Karya Gambar yang Bila di pandang secara fokus akan memberikan kedamaian dan kesejukan)






















Thankyou WORLD

The world and all its stories are very beautiful if we enjoy them, there are life struggles, there is nature which is very charming, and many more beauties of the world that we can only enjoy as long as we live, for this short life, let's enjoy the beauty and all the stories in our environment.

 























Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Contact Info

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting has been the industry's.